
BENGKULU — Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Bengkulu (BEM KBM UNIB) menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap persoalan banjir yang sudah lama terjadi di kawasan Jalan Kalimantan, Kelurahan Rawa Makmur, Kota Bengkulu. Banjir yang terus berulang tanpa solusi nyata telah menimbulkan keresahan dan dampak sosial bagi masyarakat sekitar.
Sebagai bentuk kepedulian dan aksi moral, mahasiswa yang tergabung dalam BEM KBM UNIB memasang spanduk di lokasi banjir dengan pesan bernada kritik konstruktif terhadap lambannya respons pemerintah. Spanduk tersebut bertuliskan:
“Tunggu ada korban baru ada perbaikan!” “Banjir sudah lama, pemerintah tutup mata!”
Melalui Menteri kementerian Polkastrat BEM KBM UNIB, Fadli Miko Pratama menyampaikan, bahwa tindakan ini merupakan bentuk penyampaian aspirasi masyarakat yang selama ini merasa diabaikan oleh pemerintah. Menurutnya, suara mahasiswa adalah refleksi dari kondisi nyata yang dihadapi warga di lapangan.
“Kami tidak ingin menunggu sampai ada korban jiwa baru pemerintah bergerak. Banjir di kawasan Rawa Makmur sudah berlangsung lama dan jelas membutuhkan penanganan serius. Kami menuntut adanya langkah konkret, bukan janji semata,”
ujar Fadli.
Seruan untuk Pemerintah Provinsi Bengkulu BEM KBM UNIB mendesak Pemerintah Provinsi Bengkulu dan instansi terkait untuk segera:
Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem drainase dan saluran air di wilayah Rawa Makmur dan sekitarnya.
Menyusun rencana aksi dan solusi jangka panjang berbasis data teknis serta melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan.
Melakukan koordinasi lintas sektor antara pemerintah provinsi, pemerintah kota, serta lembaga teknis yang berwenang untuk memastikan langkah penanganan berjalan efektif.
Menunjukkan komitmen nyata dalam transparansi dan tanggung jawab publik terkait penanganan banjir.
Permasalahan banjir di kawasan ini tidak hanya mengganggu aktivitas warga, tetapi juga mencerminkan adanya kelemahan dalam tata kelola lingkungan dan infrastruktur perkotaan. BEM KBM UNIB menilai, pemerintah perlu menempatkan persoalan ini sebagai prioritas utama dalam agenda pembangunan daerah.
Mahasiswa hadir untuk Rakyat
Sebagai bagian dari masyarakat akademik dan agen perubahan, mahasiswa memiliki tanggung jawab moral untuk menyuarakan kepentingan publik. Kehadiran mahasiswa bukan untuk mencari sensasi, melainkan untuk mengingatkan pemerintah agar tidak abai terhadap persoalan yang menyentuh langsung kehidupan rakyat.
“Kami berharap pemerintah membuka mata dan telinga terhadap penderitaan warga Rawa Makmur. Suara kami adalah suara rakyat. Jangan tunggu korban jatuh baru bertindak,”
tegasnya.
Penutup
Melalui aksi simbolik ini, BEM KBM UNIB menegaskan komitmennya untuk terus mengawal isu-isu sosial dan lingkungan di Provinsi Bengkulu. Mahasiswa percaya bahwa pembangunan yang berkeadilan hanya dapat tercapai apabila pemerintah hadir secara nyata di tengah masyarakat.